Pola Moderasi Agama dalam Wayang Santri
Abstract
Wayang Santri di Kabupaten Tegal tidak saja sebagai entitas pertunjukan budaya yang menghibur. Ia juga berperan penting sebagai instrument moderasi agama. Wayang Santri kerap tampil dengan materi agama untuk merespon persoalan kekinian dengan sudut pandang yang khas pesantren dan berbahasa ngapak. Persoalan social, politik, dan keagamaan diteropong dengan sudut pandang local berbasis kajian santri yang berkarakter lunak. Para penonton yang penulis sebut sebagai ???komunitas santri??? adalah mereka yang oleh Ki Enthus Susmono diajak untuk terus menjaga kearifan local dalam beragama dan bermasyarakat dalam setiap pertunjukan wayang santri maupun pengajian yang dihadiri Ki Enthus. Karena bagi Ki Enthus Susmono santri bukanlah mereka yang belajar di Pesantren, tapi mereka yang mau terus belajar, mengintrospeksi diri, terus membenahi diri, membebaskan penderitaan orang lain dan bermanfaat bagi sesama. Di tengah maraknya arus radikalisme agama, Wayang Santri mampu menahan laju radikalisme melalui jalur pertahanan kultural, membuat masyarakat percaya diri untuk beragama dengan tetap menghidupkan kearifan local dalam beragama dan menghindari konflik horizontal atas nama agama.
Downloads
References
Greenwalth, Kent, The Cultural Defense ; Reflection in Light of the Model Penal Code and the Relious Freedom Restoration Act, Ohio State Journal of Criminal Law, Vol. 6
Setiawan, Dedi Arif, Rini Iswari, Moh. Yasir Alimi, Pelestarian Wayang Di Kabupaten Tegal Melalui Sanggar Satria Laras Solidarity, Jurnal Jurusan Sosiologi Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/solidarity Vol 7 (1) 2018
Soetarno Wayang Kulit: Perubahan Makna Ritual dan Hiburan,(Surakarta; STSI Press, 2004
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, cet. XIII; Bandung: Alfabeta
https://www.radartasikmalaya.com/tulisan-arab-asal-asalan/
Kholiludin, Tedi, Menjaga Tradisi Di Garis Tepi, Semarang; eLSA, 2017
Pawito, Konstruksi Identitas Kultural Masyarakat Pluralis dalam Terpaan Globalisasi, MIMBAR, Vol. 29, No. 1 Juni, 2013
Rusyd, Ibnu, Fashlu al-Maqâl wa Taqrîru mâ Baina al-Syarî’ah wa al-Hikmah min al-Ittishâl, cet. III, 1973, Beirut: Dar al-Masyriq
Yudabakti, I Made, Marginalisasi dan Revitalisasi Wayang Kulit Parwa di Kabupaten Gianyar, JURNAL KAJIAN BALI Volume 06, Nomor 01, April 2016
Copyright (c) 2019 Zaki Mubarok, Saepudin Saepudin

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.