Komunitas Online www.arrahmah.com serta Seruan Kembali pada Al-Quran dan Hadis:
Identitas, Ideologi, dan Imaji Fundamentalisme
Abstract
Era digital membuat semua hal menjadi serba mudah, termasuk dalam hal ini kajian Islam. Arrahmah.com menjadi satu situs yang menyita perhatian publik dalam beberapa tahun ini, karena kajian-kajiannya yang massif dan memiliki warganet fanatik. Kajian keislaman mengenai al-Quran dan hadis pada situs tersebut bergerak dengan mengusung seruan kembali kepada al-Quran dan Hadis serta mengusung purifikasi dan jihad dalam konten-konten beritanya. Kajian dalam artikel ini berangkat dari dua pertanyaan berikut: Pertama, bagaimanakah trens kajian agama di dunia internet? Kedua, bagaimana model kajian Islam, khususnya di www.arrahmah.com dan bagaimana resepsi masyarakat terhadapnya? Dalam menganalisis hasil dari data yang didapatkan penulis menggunakan teori Manuel Castells yang terangkum dalam bukunya The Rise of the Network Society, terutama kaitannya dengan masalah weak ties, strong ties,dan multiple ties.
Downloads
References
Bob Jacobson, Gimme That Old Time Religion, The Standard: Intelligence for the Internet Economy. Dikutip dari http://www.thestandard.¬com/article/¬display/¬0,1151,¬5294,00.html
Brenda Brasher, Give Me That Online Religion, San Fransisco: Jossey Bass, 2001.
Dalhari, “Cyiber Fiqih: Studi Tentang Bahsul Masail di Dunia Maya,” Penelitian Individual (Tulungagung: STAI Diponegoro, 2007).
Elena Larsen (2001), “Cyber Faith: How Americans Pursue Religion Online”, Pew Internet & American Life Project, www.pewinternet.org. Diakses pada 25 Oktober 2012.
Elena Larsen, “Cyber Faith: How Americans Pursue Religion Online”, Pew Internet & American Life Project, (2001) www.pewinternet.org. Diakses pada 25 Oktober 2012.
Eytan Bakshy, “Rethinking Information Diversity in Networks,” Facebook Data, Jan. 17, 2012.
Gary R. Bunt, Lampeter, Islam Virtual: Menjelajah Islam di Jagad Maya, terj. Suharsono, cet. 1 (Yogyakarta: Suluh Press, 2005).
Granovetter, “The Strength of Weak Ties”, dalam American Journal of Sociology, Vol. 78, Issue 6 (May 1973), hal. 1360-1380.
John B. Horrigan (2001), “Online Communities: Networks That Nurture Long Distance Relationships and Local Ties”, Pew Internet & American Life Project, dalam www.pewinternet.org. Diakses pada 25 Oktober 2012.
Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal. 85.
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial (Bandung: CV Mandar Maju, 1990)
Manuel Castells, The Rise of the Network Society, (Massachusetts: Blackwell, 2000), hal. 388.
Martin, J. (1999, April 13). Congregations going online: Internet increasingly being used to reach the faithful. Dalam The Washington Post, p. B8
Robert V. Kozinets, Netnography: Doing Ethnographic Research Online (London: Sage, 2009) , lihat artikelnya yang lain, Robert V. Kozinets, “Netnography: the Marketers’s Secret Weapon: How Social Media Understand Drives Innovation” [http://info.netbase.com/rs/netbase/images/Netnography_WP.pdf], 2010, hlm. 12, diunduh tanggal 10 April 2013.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 107.
Toni Indaryono, Dunia Islam di Internet (Solo: KATA, 2004).
Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan (Surabaya : SIC., 2001), hal. 43.
Zuhri, & Saifuddin Zuhri Qudsy, “Mengenal Tarekat Naqsabandiyah dan Naqsyabandiyah Haqqani, dalam Jurna al-Nufus, Vol. 4. No. 1, Maret 2013.,
Zuhri, “Cyber Sufism: Studi Atas Tarekat Naqsyabandi Haqqani”, Penelitian LEMLIT UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, tidak dipublikasikan, 2012.
