Local Muslim Heritage: Pelestarian Warisan Budaya Pesantren di Tegalsari Ponorogo

  • Dawam Multazamy Rohmatulloh Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo
Keywords: Pesantren Tegalsari Ponorogo, cultural heritage, preservation

Abstract

Pesantren Tegalsari Ponorogo is one of the eldest pesantren existed and been a learning place for many popular clerics and public figures in Nusantara, especially in Java. Though this pesantren is currently not even active as a learning institution, its cultural heritage that left by Kiai Ageng Muhammad Besari is still being preserved. By using ethnography-qualitative research method, found that there are still so many of those cultural heritage, in physical form or ritual one. Some of them are kitab kuning manuscripts and ritual of ujud-ujudan, utawen, and shollallohu’ syi’iran. And till nowadays, this preservation act is still dynamically going under variety of support of the society.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Dawam Multazamy Rohmatulloh, Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo

References

Baso, Ahmad, Pesantren Studies 2b: Sastra Pesantren dan Jejaring Teks-teks Aswaja-Keindonesiaan dari Wali Songo ke Abad 19 (Jakarta: Pustaka Afid, 2012).

Danandjaja, James, Folklor Indonesia Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain, Cetakan VI (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2002).

Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kyai (Jakarta: LP3ES, 1994).

el-Saha, M. Ishom dan Ahmad Mujib, “Syekh Kyai Ageng Muhammad Besari”, dalam Mastuki HS & M. Ishom el-Saha (ed), Intelektualisme Pesantren: Potret Tokoh dan Cakrawala Pemikiran di Era Pertumbuhan Pesantren (Jakarta : Diva Pustaka, 2003).

Ihsan, Nur Hadi & Muhammad Akrimul Hakim, Profil Pondok Modern Darussalam Gontor (Ponorogo: PM Darussalam Gontor, 2004).

Ni’am, Syamsun, “Merawat Keberagamaan di Balik Perdebatan Kopi dan Rokok (Kajian atas Kitab Irshad al-Ikhwan li Bayani Ahkami Shurb al-Qahwah wa al-Dhukhan, K.H. Ihsan Jampes Kediri)”, dalam Jurnal Lektur Keagamaan Vol 13 No 2, 2015.

Santosa, Kholid O., “HOS Tjokroaminoto: Raja Jawa yang Tak Bermahkota”, dalam HOS Tjokroaminoto, Islam dan Sosialisme (Bandung: Sega Arsy, 2010).

Spradley, James, The Ethnographic Interview (New York: Holt, Rinehart, and Winston, 1979).

Tim Peneliti Lektur Keagamaan LPAM Surabaya, MIPES Indonesia: Koleksi Manuskrip Islam Pesantren di Tiga Kota dan Reproduksi Digital. Laporan Penelitian tahun 2006-2007. Tidak diterbitkan.

Ulum, Amirul, Ulama-Ulama Aswaja Nusantara yang Berpengaruh di Negeri Hijaz (Yogyakarta: Pustaka Musi, 2015).

van Bruinessen, Martin, Kitab Kuning, Pesantren, dan Tarekat: Tradisi-Tradisi Islam di Indonesia, cet. 3 (Bandung: Penerbit Mizan, 1999).

Wahid, Abdurrahman, “Pesantren sebagai Subkultur”, dalam Abdurrahman Wahid, Menggerakkan Tradisi: Esai-Esai Pesantren (Yogyakarta: LKiS, 2001).

Zarkasyi, Abdullah Syukri, Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005).

Wawancara

Kiai Syamsuddin, salah satu kiai Masjid Jami’ Tegalsari Ponorogo, di kediaman beliau di Desa Tegalsari Jetis Ponorogo pada 12 Juni 2015.

Kiai Qomarudin, salah satu kiai Masjid Jami’ Tegalsari, di kompleks Masjid Jami’ Tegalsari pada 24 Juli 2017.

Kunto Pramono, Ketua Yayasan Tegalsari, di kompleks Masjid Jami’ Tegalsari pada 24 Juli 2017.

Istiyono, salah satu mu’adzin turun temurun di Masjid Jami’ Tegalsari, di kompleks Masjid Jami’ Tegalsari pada tanggal 20 Juli 2017.

Lain-lain

Versi digital manuskrip kitab kuning Tegalsari di British Library diakses di http://eap.bl.uk/collection/EAP061-3

Versi digital teks sya’ir yang dilestarikan masyarakat diakses di https://s.id/syairtegalsari

Published
2018-04-22
How to Cite
Rohmatulloh, D. (2018). Local Muslim Heritage: Pelestarian Warisan Budaya Pesantren di Tegalsari Ponorogo. Proceedings of Annual Conference for Muslim Scholars, (Series 1), 232-239. https://doi.org/10.36835/ancoms.v0iSeries 1.125